LAPORAN PRATIKUM KIMIA
KOLOID (ES KRIM)
Disusun oleh
Kelompok 5
Asti Kusriyanti
Gregorius Manggala S
Perdana Immanuel
Rendi Pratama H
Saskia Sayidati Fauziah
Yuditrian Rizkiana
Asti Kusriyanti
Gregorius Manggala S
Perdana Immanuel
Rendi Pratama H
Saskia Sayidati Fauziah
Yuditrian Rizkiana
Kelas:
XII IPA 3
T.A. 2013/2014
SMA NEGERI 6 BANDUNG
I. Judul Percobaan
Pembuatan Produk Koloid
II. Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui cara pembuatan es krim
2. Untuk mengetahui pengelompokan system koloid,sifat koloid dan cara pembuatan koloid pada es krim
III. Pelaksanaan Percobaan
Hari : Jumat dan Minggu
Tanggal : 21 dan 23 Februari 2014
Waktu : 16.00-20.00 dan 11.00-18.00
Tempat : Jln.Pasir kaliki
IV. Alat dan Bahan
- 300 ml susu full cream
- ½ sdt esens vanili
- 6 kuning telur
- 175 gram gula pasir
- 600 ml cream kental
- Mixer
- Mangkok
- Panci
- Freezer
V. Landasan Teori
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid tersebar merata dalam zat lain.
Contoh: Mayones dan cat, mayones adalah campuran homogen di air dan minyak dan cat adalah campuran homogen zat padat dan zat cair.
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan atau suspensi.
SIFAT - SIFAT KOLOID
Sifat-sifat koloid sangat berguna untuk dipahami dan ada kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Sifat-sifat koloid, antara lain:
1) Efek TyndaL
Suatu sifat koloid sangat berguna untuk dipahami dan ada kaitannya dengan percobaan tyndal. Bila suatu larutan (larutan sejati) disinari dengan seberkas sinar tampak maka berkas sinar tadi akan diserap dan dipancarkan. Sedangkan bila seberkas sinar dilewatkan pada sistem koloid maka sinar tersebut akan dihamburkan oleh partikel koloid, sehingga sinar yang melalui sisitem koloid akan teramati berupa jalur cahaya. Efek tyndal adalah sifat khas kolid yang dapat menghamburkan berkas cahaya.
Dalam kejadian sehari-hari, efek tyndal dapat dilihat dalam peristiwa berikut :
1. cahaya matahari jelas sekali berkasnya di sela-sela pohon yang sekitarnya berkabut. Jika berkas cahaya matahario tampak jelas di sela-sela dinding dapur yang banyak asapnya .
2. berkas cahaya proyektor tampak jelas di gedung bioskop yang banyak asap rokoknya.
3. Sorot cahaya mobil berkas tampak jelas pada daerah yang berkabut.
2) Gerak Brown
Partikel koloid dapat bergerak lurus tetapi arahnya tidak menentu (gerak zigzag). Karena penemu gerakan partikel koloid seperti itu adalah Robert Brown maka gerak zig zag partikel koloid disebut gerak brown. Gerak brown adalah gerak zig zag dari partikel koloid yang hanya bisa diamati dengan mikroskop ultra. Gerak brown itu disebabkan adanya tumbukan dari partikel medium terdispersi.
Bila partikel dari sistem koloi dilihat dengan mikroskop akan tampak senantiasa partikel-partikel koloid bergerak lurus, tetapi arahnya tidak menentu.
3) Adsorbsi
Partikel koloid dapat mengadsorbsi ion atau muatan listrik. Adsorbsi adalah proses penyerapan di permukaan partikel koloid. Sifat adsorbsi partikel koloida ini sangat penting karena berdasarkan sifat tersebut banyak manfaat yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh:
a. Penjernihan air
Tawas adalah koloid yang biasa di pakai untuk menjernihkan air. Apabila tawas dilarutkan ke dalam air maka tawas tersebut akan terhidrolisis menjadi Al(OH)3 yang berupa koloid. Koloid tersebut dapat mengadsorbsi zat-zat warna dalam air,sehingga air tampak tidak berwarna dan jernih.
b. Penyembuhan sakit perut yang di sebabkan oleh bakteri apabila dianjurkan minum oralit/norit. Oralit/norit dapat menyembuhkan sakit perut karena dalam usus dapat membentuk sistem koloid yang mampu mengadsorbsi bakteri,sehingga bakteri itu mati.
c. Pemutihan gula tebu
Gula tebu yang dijual di toko atau di pasar ada yang berwarna coklat kotor dan ada yang berwarna putih bersih. Gula tebu yang berwarna putih bersih berasal dari gula berwarna coklat kotor yang sudah diputihkan melalui sistem koloid.
4) Elektroforesis
Elektroforesis adalah suatu cara untuk menunjukkan bahwa gerakan partikel koloid dikarenakan muatan arus listrik.
5) Koagulasi
Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Dispersi koloid biasanya mengadsorbsi ion yang sejenis. Oleh karena itu,diperlukan konsentrasi tertentu larutan elektrolit untuk menstabilkan koloid. Bila larutan elektrolit tersebut berlebihan maka elektrolit tersebut akan menggumpalkan koloid. Penggumpalan partikel koloid dilakukan secara mekanis, fisis, dan kimia.
a. Mekanis : menggumpalkan koloid dengan pemanasan, pengadukan dan pendinginan. Proses ini akan mengurangi jumlah air atau ion di sekeliling koloid sehingga koloid akan mengendap misalnya :
1. bila larutan dari protein yang merupakan sistem koloid dipanaskan maka protein akan menggumpal.
2. Koloid agar-agar dalam air akan menggumpal bila dipanaskan.
b. Fisis : Contoh penggumpalan koloid cara fisis adalah penggunaan alat Cottrell. Asap/ debu dari cerobong pabrik dapat digumpalkan dengan alat listrik/cottrel. Alat biasanya dipakai pada cerobong asab di industri-industri besar,untuk menggumpalkan asap atau debu sebagai partikel koloid.Hal itu bertujuan untuk mengurangi pencemaran asap dan debu yang berbahaya.
c. Kimia : Cara ini dilakukan dengan menambahkan zat elektrolit ke dalam koloid sehingga koloid akan menggumpal.
Contohnya :
1. Getah karet(lateks) akan menggumpal bila diberi asam semut (formiat) atau diberi cuka.
2. Tawas yang mengandung elektrolit Al2(SO4)3 dapat menggumpalkan partikel koloid dalam air. Hal ini digunakan juga pada proses penjernihan air.
6.) Koloid Pelindung
Koloid pelindung merupakan sifat koloid yang dapat melindungi koloid lain. Koloid pelindung pada emulsi dinamakan emulgator. Ada beberapa koloid yang tidak mengalami pemggumpalan,jika di tambahkan suatu koloid lain. Koloid yang dapat memberikan kestabilan disebut koloid pelindung. Koloid pelindung membuntuk lapisan di sekeliling partikel koloid,sehingga melindungi muatan partikel koloid tersebut.
Contoh :
a.) Tinta tidak mengendap karena dicampur dengan koloid pelindung.
b.) Pada pembuatan es krim dicampur dengan gelatin sebagai koloid pelindung,yang mencegah pengkristalan es.
7.) Dialisis
Pemurnian koloid disebut dialisis. Dialisis dilakukan dengan cara memasukkan koloid yang akan di murnikan ke dalam kantung yang dibuat dari selaput semipermiabel. Mengapa di buat dari selaput semipermiabel? Karena selaput semipermiabel dapat melewatkan molekul-molekul air atau ion-ion, tetapi tidak dapat dilewati oleh partikel-partikel koloid.
Prinsip dialisis saat ini digunakan sebagai proses cuci darah bagi penderita gagal ginjal,yang dikenal dengan blood dialysis. Ginjal yang berfungsi sebagai selaput semipermiabel dapat melewatkan ion-ion atau molekul-molekul sederhana yang mengotori darah,tetapi tidak dapat melewatkan butir-butir darah yang bersifat koloid. Jika ginjal seseorang rusak maka fungsi ginjal diganti mesin yang disebut dialisator
PEMBUATAN SISTEM KOLOID
Ukuran partikel koloid terletak antara larutan sejati dengan partikel-partikel suspensi. Pembuatan sistem koloid dapat dilakukan dengan dua cara,yaitu kondensasi da cara dispersi.
1) Cara Kondensasi
Cara kondensasi adalah dengan menggabungkan ion-ion,atom-atom,molekul-molekul,atau partikel yang lebih halus membentuk partikel yang lebih besar dan sesuai dengan ukuran partikel koloid.
2) Cara Dispersi
Cara dispersi adalah dengan menghaluskan butir-butir zat yang bersifat makroskopis (kasar) menjadi butir-butir zat yang bersifat mikroskopis (halus),sesuai dengan ukuran partikel koloid. Dispersi bisa dilakukan dengan cara mekanik,peptisasi maupun cara busur bredig.
Pengelompokan Sistem Koloid
Dalam sistem koloid terdapat tiga fase zat, yaitu padat, cair, dan gas. Dari ketiga fase ini terbagi kedalam delapan sistem koloid. Adapun kedelapan sistem koloid tersebut adalah:
1. Sistem Koloid Fase Padat-Cair (Sol)
Dengan fase terdispersi berupa zat padat dan medium pendispersi berupa zat cair. Contoh sol/gel yaitu agar-agar, pektin(selai), gelatin(jelly), cairan kanji, air sungai, tinta, cat, gel kalsium asetat dalam alkohol, sol emas, sol Fe(OH)3, sol Al(OH)3, dan sol belerang.
2. Sistem Koloid Fase Padat-Padat (Sol Padat)
Dengan fase terdispersi berupa zat padat dan medium pendispersi berupa zat padat. Contoh sol padat yaitu kaca berwarna dan logam campuran (aloi) seperti stainless steel (campuran antara besi, nikel, dan kromium).
3. Sistem Koloid Fase Padat-Gas (Aerosol Padat)
Dengan fase terdispersi berupa zat padat dan medium pendispersi berupa zat gas. Contoh aerosol padat yaitu asap.
4. Sistem Koloid Fase Cair-Gas (Aerosol)
Dengan fase terdispersi berupa zat cair dan medium pendispersi berupa zat gas. Contoh aerosol yaitu kabut, awan, parfum, hairspray, cat semprot dan lain-lain.
5. Sistem Koloid Fase Cair-Cair (Emulsi)
Dengan fase terdispersi berupa zat cair dan medium pendispersi berupa zat cair. Contoh emulsi yaitu campuran antara minyak yang bersifat nonpolar dengan air yang bersifat polar, susu, air santan, dan krim. Dalam emulsi terdapat emulgator yaitu zat penghubung yang menyebabkan pembentukkan emulsi, contoh zat emulgator adalah sabun, detergen, lesitin dan kasein (dalam susu).
6. Sistem Koloid Fase Cair-Padat (Emulsi Padat)
Dengan fase terdispersi berupa zat cair dan medium pendispersi berupa zat padat. Contoh emulsi padat yaitu keju, mentega, dan mutiara.
7. Sistem Koloid Fase Gas-Cair (Busa)
Dengan fase terdispersi berupa zat gas dan medium pendispersi berupa zat cair. Contoh busa yaitu buih.
8. Sistem Koloid Fase Gas-Padat (Busa Padat)
Dengan fase terdispersi berupa zat gas dan medium pendispersi berupa zat padat. Contoh busa padat yaitu karet busa dan batu apung.
No.
|
Fase Terdispersi
|
Medium Pendispersi
|
Nama Koloid
|
Contoh
|
1.
|
Padat
|
Cair
|
Sol
|
Sol emas, agar-agar, jelly, cat, tinta, air sungai
|
2.
|
Padat
|
Gas
|
Aerosol padat
|
Asap, debu padat
|
3.
|
Padat
|
Padat
|
Sol padat
|
Paduan logam, kaca berwarna
|
4.
|
Cair
|
Gas
|
Aerosol
|
Kabut, awan
|
5
|
Cair
|
Cair
|
Emulsi
|
Santan, susu, es krim, krim, lotion, mayonaise
|
6.
|
Cair
|
Padat
|
Emulsi padat
|
Keju, mentega, mutiara
|
7.
|
Gas
|
Cair
|
Buih, busa
|
Busa sabun
|
8.
|
Gas
|
Padat
|
Busa padat
|
Karet busa, batu apung
|
Pembuatan Koloid
Sistem koloid dapat dibuat dengan pengelompokan (agregasi) partikel larutan sejati atau menghaluskan bahan dalam bentuk kasar, kemudian diaduk dengan medium pendispersi.
Cara yang pertama disebut cara kondensasi, sedangkan yang kedua disebut cara dispersi.
A. Cara Kondensasi
o Dengan cara kondensasi, partikel larutan sejati (molekul atau ion) bergabung menjadi partikel koloid.
o Cara ini dapat dilakukan dengan reaksi-reaksi kimia, seperti reaksi redoks, hidrolisis, dan dekomposisi rangkap, atau dengan pergantian pelarut.
1. Reaksi Redoks
o Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi.
Contoh 1:
Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S) dengan belerang dioksida (SO2), yaitu dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2.
H2S(g) + SO2(aq) ⎯⎯→ 2 H2O(l) + 3 S (koloid)
Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S) dengan belerang dioksida (SO2), yaitu dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2.
H2S(g) + SO2(aq) ⎯⎯→ 2 H2O(l) + 3 S (koloid)
Contoh 2:
Pembuatan sol emas dari reaksi antara larutan HAuCl4 dengan larutan K2CO3 dan HCHO (formaldehida).
2 HAuCl4(aq)+6 K2CO3(aq) + 3 HCHO(aq) ⎯⎯→ 2 Au(koloid) + 5 CO2(g) + 8 KCl(aq) + KHCO3(aq) + 2 H2O(l)
Pembuatan sol emas dari reaksi antara larutan HAuCl4 dengan larutan K2CO3 dan HCHO (formaldehida).
2 HAuCl4(aq)+6 K2CO3(aq) + 3 HCHO(aq) ⎯⎯→ 2 Au(koloid) + 5 CO2(g) + 8 KCl(aq) + KHCO3(aq) + 2 H2O(l)
2. Hidrolisis
o Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air.
o Contoh:
Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3. Apabila ke dalam air mendidih ditambahkan larutan FeCl3, maka akan terbentuk sol Fe(OH)3.
FeCl3(aq)+ 3 H2O(l) ⎯⎯→ Fe(OH)3 (koloid) + 3 HCl(aq)
FeCl3(aq)+ 3 H2O(l) ⎯⎯→ Fe(OH)3 (koloid) + 3 HCl(aq)
3. Dekomposisi Rangkap
Contoh 1:
Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan larutan H2S.
2 H3AsO3(aq) + 3 H2S(aq) ⎯⎯→ As2S3(koloid) + 6 H2O(l)
Contoh 1:
Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan larutan H2S.
2 H3AsO3(aq) + 3 H2S(aq) ⎯⎯→ As2S3(koloid) + 6 H2O(l)
4. Penggantian Pelarut
Selain dengan cara-cara kimia seperti di atas, koloid juga dapat terjadi dengan penggantian pelarut.
Contoh:
Apabila larutan jenuh kalsium asetat dicampur dengan alkohol, maka akan terbentuk suatu koloid berupa gel.
Selain dengan cara-cara kimia seperti di atas, koloid juga dapat terjadi dengan penggantian pelarut.
Contoh:
Apabila larutan jenuh kalsium asetat dicampur dengan alkohol, maka akan terbentuk suatu koloid berupa gel.
B. Cara Dispersi
o Dengan cara dispersi, partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid.
o Cara dispersi dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi, atau dengan loncatan bunga listrik (cara busur Bredig).
1. Cara Mekanik
o Menurut cara ini, butir-butir kasar digerus dengan lumping atau penggiling koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium dispersi.
o Contoh:
- Sol belerang dapat dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama-sama dengan suatu zat inert (seperti gula pasir),
- kemudian mencampur serbuk halus itu dengan air.
2. Cara Peptisasi
o Peptisasi adalah cara pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah).
o Zat pemeptisasi memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid.
o Istilah peptisasi dikaitkan dengan peptonisasi, yaitu proses pemecahan protein (polipeptida) yang dikatalisis oleh enzim pepsin.
o Contoh:
- Agar-agar dipeptisasi oleh air
- Nitroselulosa oleh aseton
- Karet olehbensin
- Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S
- Endapan Al(OH)3 oleh AlCl3
3. Cara Busur Bredig
o Cara busur Bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam.
o Logam yang akan dijadikan koloid digunakan sebagai elektrode yang dicelupkan dalam medium dispersi, kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua ujungnya.
o Mula-mula atom-atom logam akan terlempar ke dalam air, lalu atom-atom tersebut mengalami kondensasi, sehingga membentuk partikel koloid.
o Jadi, cara busur ini merupakan gabungan cara dispersi dan cara kondensasi
V. Cara Kerja
1. Cara membuat ice cream sebenarnya cukup mudah sekali, yang pertama adalah masak susu cair serta esense vanili didalam panci dengan api kecil.
2. Kocok kuning telur bersamaan dengan gula pasir menggunakan mikser kecepatan sedang selama 3 menit hingga mengental serta berwarna pucat.
3. Tuangkan larutan susu ke didalam kocokan kuning telur yang sudah mengental, aduk dengan spatula sampai rata. Masukkan kembali campuran ini kedalam panci bekas merebus susu, masak diatas api kecil selama kurang lebih 3-4 menit sampai adonan mengental ( jangan sempat mendidih ).
4. Masak cream kental di panci dengan api kecil. Setelah muncul gelembung-gelembung kecil,
5. Masukkan adonan susu telur kedalam adonan krim , aduk rata. Diamkan sampai menjadi dingin.
6. Setelah tahap tersebut, segera masukkan adonan ke ice krim maker serta diaduk-aduk hingga 1 jam sebelum adonan tersebut menjadi es cream.
7. Untuk yang belum punyai ice cream maker, maka masukkan adonan didalam freezer kurang lebih hingga 3 jam, keluarkan selanjutnya kocok dengan mixer hingga lembut selama 5 menit. Ulangilah langkah tersebut hingga 3-4 kali sampai didapatkan adonan yang lembut
Tahap-Tahap pembuatan es krim yaitu :
1. Pasteurisasi,adalah sebuah proses pemanasan makanan
2. Homogenisasi berfungsi untuk mencegah terbentuknya alur krim,untuk menambah kekentalan/untuk membuat tekstur yang lebih baik dalam produk susu
3. Pendinginan
4. Freezing atau pembekuan
5. Penyimpanan
VIII. Diskusi Hasil Percobaan
Dalam pembuatan es krim terjadi 2 proses koloid, yaitu:
1) Emulsi cair
Emulsi cair adalah dimana suatu zat cair terdispersi dalam zat cair. Hal ini dibuktikan yaitu pencampuran lemak dengan air. Kandungan lemak dan air yang terkandung dalam susu.
2) Buih cair
Buih cair adalah dimana suatu gas terdispersi dalam zat cair. Hal ini dibuktikan dengan pencampuran krim hasil pencampuran telur dan gula yang menghasilkan busa dan mencampurkan campuran tersebut kedalam zat cair yang berupa susu.
Mencegah adanya pemisahan kembali dalam proses emulsi, maka terdapat emulsifer pada es krim. Emulsifer yang paling sederhana adalah kuning telur, dan kuning telur termasuk ke dalam bahan pembuatan eskrim.
Pembuatan es krim termasuk kedalam pembuatan produk koloid secara dispersi. Cara dispersi adalah dengan mengubah partikel-partikel kasar yang terdapat dalam gula dan krim menjadi partikel koloid. Pembuatan es krim tepatnya dibuat dengan dispersi mekanik yaitu denagn menggunakan mixer
Manfaat es krim bagi kesehatan
1. Menjaga kesehatan jantung
Mengonsumsi makanan yang kaya akan flavonoid berhubungan erat dengan rendahnya angka kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung koroner.Diduga ,kandungan flavonoid pada cokelat justru menjaga kesehatan jantung karena menghambat oksidasi LDL. Flavonoid pada coklat juga berperan sebagai antioksidan yang dapat mencegah penuaan diri
2. Merangsang system kekebalan tubuh
Dengan memproduksi lebih banyak sitokin (protein yang diproduksi sebagai bagian dari system imun tubuh),maka coklat bermanfaat dalam merangsang system kekebalan tubuh.
3. Menurunkan resiko terkena kanker payudara
Berdasarkan penelitian Institute of community medicine,Universitas tromso ,Norwegia dalam International journal of Cancer,mengonsumsi 3 gelas atau lebih susu setiap hari dapat menurunkan resiko terkena kanker payudara pada wanita pramenopause.
IX. Kesimpulan
Es krim adalah buih setengah beku yang mengandung lemak teremulsi dan udara. Es krim termasuk kedalam pengelompokan system koloid cair ke cair yaitu emulsi ,sifat koloid es krim yaitu koloid pelindung hal ini dibuktikan pada gelatin yang digunakan untuk pembuatan es krim untuk mencegah pembentukan Kristal es yang kasar, pembuatan koloid es krim ini dengan cara dispersi.
X. Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar